Sabtu, 02 November 2013

Haji dan Umroh

Secara Geografis tentu lebih dekat jarak Mekah dan Madinah dari kota-kota di Saudi dibanding dari Indonesia.

Jika dari Jeddah untuk berangkat ke Mekah dengan angkutan umum, kita bisa naik taksi langsung dari Jeddah, biasanya biayanya berkisar 80 Riyal untuk sekali jalan.

Namun bila ingin lebih murah kita bisa pergi dulu (naik taksi)  ke 2 tempat berikut:

1.Bab Mekah


2.Kilo Asro (kilometer sepuluh)

dua tempat tersebut masih terletak di kota Jeddah, tempat tersebut merupakan terminal bayangan, yang berisi mobil-mobil pribadi yang akan mengangkut penumpang (kalau di tempat kita disebut angkot plat hitam) ke Mekah dengan tarif berkisar 10 s.d 20 Riyal/orang pada hari-hari biasa, dan melonjak menjadi 40 s.d 70 Riyal pada hari hari khusus, misalnya pada musim Haji dan Idul Fitri.

Untuk berangkat dari Jeddah ke Madinah menggunakan angkutan umum (Bus) anda bisa berangkat dari Terminal Bus SAPTCO yang terletah di Al Balad  Jeddah dengan ongkos 54 Riyal untuk sekali jalan.
Bila kita berangkat Umroh dari Indonesia, biaya yang diperlukan berkisar belasan juta Rupiah dan bila untuk Haji berkisar tiga puluh lima juta Rupiah.

Bila kita berangkat dari Jeddah untuk Umroh ongkos PP (pulang-pergi) biaya yang diperlukan relatif kecil, dengan angkutan umum ongkos yang diperlukan adalah 40 s.d 80 Riyal, atau sekitar 120 s.d 240 ribu Rupiah (kurs Rp 3000/Riyal), tapi ingat itu hanya di hari-hari biasa.

Terdapat beberapa metode untuk berangkat Haji dari Jeddah:

  1. Hamlah dengan Tasreeh, Hamlah adalah istilah untuk Biro Perjalanan Haji, Tasreeh adalah Surat Ijin dari Pemerintah Saudi untuk melaksanakan ibadah Haji, biaya yang diperlukan berkisar 5000 s.d 9000 Riyal per orang.
  2. Hamlah tanpa Tasreeh (Surat Ijin Haji), biaya yang diperlukan bila melalui Biro Perjalanan Haji tanpa Tasreeh berkisar 3000 Riyal per orang.
  3. Back Packer alias Haji Koboi, ini adalah Haji mandiri, bisa dengan Tasreeh (Surat Ijin Haji) ataupun tanpa Tasreeh, pembuatan Tasreeh memerlukan biaya sekitar 2000 Riyal per orang. Bila tanpa tasreeh biasanya angkutan umum yang membawa kita akan mematok harga tinggi berkisar 700 Riyal untuk sekali jalan, hal ini karena para sopir tersebut juga bisa terkena sanksi dari bila kedapatan membawa jamaah Haji tanpa Tasreeh.

Bila berangkat dari Saudi Ritual Haji hanya dilaksanakan 5 hari (Haji Qiran), tanpa perjalanan ibadah ke Madinah.

Mulai tahun 2013 pemerintah Kerajaan Saudi memperketat pelaksanaan Haji, setiap Jamaah harus memiliki Tasreeh (Surat Ijin Haji), meskipun pada kenyataannya tetap ada juga yang berangkat tanpa Tasreeh. Pengaturan ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan dan keselamatan Jamaah Haji di Mekah, mengingat semakin banyak jumlah jamaah / semakin padat maka korban berdesak-desakan dan terinjak akan semakin banyak.

beberapa bulan atau minggu sebelum Haji pemerintah Saudi sudah mengumumkan himbauan atau peringatan melalui media massa dan sms broadcast yang berisi keharusan Jamaah Haji untuk berangkat menggunakan Tasreeh:


Expatriates adalah warga non-Saudi yang tinggal di Saudi.

hajj agency adalah hamlah atau biro perjalanan haji

Sebagai akibat dari himbauan / peringatan diatas adalah:
  1. 15,000 illegal Hajis barred (15000 jamaah tanpa tasreeh terhalang untuk masuk ke Mekah), silahkan baca beritanya di sini: http://www.arabnews.com/news/467412
  2. 974 Haj-bound expats arrested in Jeddah (974  jamaah Haji tertangkap di Jeddah), silahkan baca beritanya di sini: http://www.arabnews.com/news/467800

Catatan:
  1. kuota untuk Tasreeh (Surat Ijin Haji) sangat terbatas, tidak heran bila untuk mendapatkannya kita memerlukan biaya minimal 2000 Riyal.
  2. Keaslian Tasreeh dapat dicek secara online: http://eservices.haj.gov.sa/eservices3/haj/hajInquery.xhtml
  3. bila bukan orang Saudi biasanya tertarik untuk melaksanakan ibadah haji lebih dari satu kali mengingat ada kerabat yang mau di-badal Haji-kan, bebeda dengan orang asli Saudi yang kebanyakan hanya berangkat Haji 1 kali, karena mereka juga tidak perlu mem-badal Haji-kan kerabatnya.
  4. Penduduk Saudi (penduduk asli dan expatriate) diperbolehkan mengajukan Tasreeh (Surat Ijin Haji) satu kali dalam 5 tahun.
  5. kuota Haji untuk masing-masing Negara adalah 1/1000 (seper seribu) jumlah peduduknya.

Jumat, 27 September 2013

Jaringan Listrik

Di Indonesia voltase PLN yang digunakan untuk masyarakat umum adalah 220 Volt (kalau untuk perusahaan besar mungkin berbeda), berbeda dengan di Saudi gedung-gedung ataupun perumahan diberikan fasilitas jaringan listrik 220 Volt dan 110 Volt, keduanya disediakan. berikut tampilan colokan listrik/terminal listrik, biasanya akan diberi tulisan 110 dan 220 :

Colokan Listrik 110 V dan 220 V

Colokan Listrik 110 V dan 220 V

Sedangkan jenis-jenis colokan atau steker atau terminal listrik yang digunakan di sini (setidaknya ada 4 jenis):









berbeda dengan di Indonesia yang kebanyakan menggunakan tiang listrik dan kabel-kabel yang berjuntai untuk mendistribusikan listrik, di sini digunakan kabel-kabel yang ditanam di dalam tanah, jadi sepanjang kita lihat hanya tiang-tiang untuk lampu/penerangan jalan, tidak terdapat kabel-kabel yang berjuntai.



Catatan:
  1. bila anda berkunjung ke sini ada baiknya bawa serta adapter colokan listrik, ada juga yang multi fungsi, satu adapter bisa dipakai untuk berbagai jenis colokan listrik.
  2. bila dalam momen haji sebaiknya bawa T karena para jamaah akan berebut colokan listrik untuk men-charge hanphone atau handycam, lebih baik lagi bawa serta power bank/charger portabel.

Jumat, 06 September 2013

Gelandangan (Tuna Wisma) di Arab Saudi

Mungkin tidak ada satupun negara di dunia ini yang tidak terdapat gelandangan (tuna wisma) di dalamnya, tidak juga Arab Saudi. 

gelandangan yang tinggal di mobil (mobil buangan)


kok bisa negara minyak ini kan tergolong makmur?  eits.....ternyata kata temen, mereka itu bukan warga negara Saudi ...
Gelandangan itu dari Afrika, memang sepanjang yang ku lihat mereka adalah wanita dan anak kecil yang berkulit hitam, mereka pernah dideportasi (dipulangkan) ke negara asalnya oleh pemerintah Saudi. tetapi pemerintah dari negara asalnya meminta agar mereka tetap dibiarkan berada di Saudi...karena negara mereka dilanda kelaparan.
mungkin pikir mereka para gelandangan...lebih baik jadi gelandangan tapi bisa makan daripada tetap di negara asal mereka tetapi mengalami kelaparan....

catatan:
  • banyak mobil yang dibuang karena rusak/hanyut oleh banjir yang melanda tahun 2009 dan 2011, mungkin karena orang Saudi kaya-kaya, mereka milih beli lagi....selain itu juga ada yang dibuang setelah kecelakaan, misal menabrak sesuatu.
  • pada foto di atas, disebelah atas mobil (di atas tanah) yang warnanya colat-coklat itu adalah roti.
  • saya kurang tahu dari negara afrika yang mana mereka berasal.
  • gelandangan tersebut kebanyakan bekerja sebagai pemulung atau pengemis.
  • banyak dari gelandangan itu muslim, kadang ku lihat mereka sholat di atas trotoar atau di halaman rumah orang.
  • Tanah di sini tidak boleh dimiliki oleh warga negara asing, jadi perusahaan asing statusnya menyewa tanah atau bekerja sama dengan pemilik tanah.
  • Arab Saudi memberikan fasilitas pendidikan dan kesehatan gratis bagi warganya.
  • ada temen saya yang sudah 19 tahun di sini (lahir gede di sini) tidak juga mendapatkan kewarga negaraan Saudi,


Kamis, 29 Agustus 2013

Warga Negara Asing di Jeddah - Arab Saudi

Jeddah adalah pintu (Pelabuhan dan Bandara) menuju Mekah ( + 1 jam perjalanan) dan Madinah (+ 4 jam perjalanan).


Jadi tidak heran jika banyak warga negara asing (expatriate) di sini, ada yang sekedar transit untuk ke Mekah atau Madinah, maupun yang bekerja di sini. 

di antara kota-kota yang ada di Saudi, jeddah adalah yang paling bebas, begitu banyaknya warga negara asing di sini, sampai-sampai temanku ada yang bilang, kalau di Jeddah seperti tidak sedang di Saudi.
di Jeddah orang-orang Asia selatan (India, Pakistan, Bangladesh) sangat mudah ditemui, kalo saya ibaratkan jumlah mereka seperti jumlah orang keturunan (china) di jakarta, mereka bekerja sebagai pedagang, sopir taksi, tukang bangunan, dll.

TKW/TKI paling banyak berada di Jeddah, termasuk di dalamnya pekerja ilegal (tidak hanya dari Indonesia), seorang teman berkata bagaimana mungkin pekerja ilegal masuk ke Saudi (Jeddah)? jawabannya karena di masa lalu mereka bisa menggunakan visa Umroh / Haji untuk masuk ke Saudi dan kemudian tidak pulang, mereka bekerja di sini. Jadi malah kebanyakan dari negara-negara mayoritas muslim.

di Jeddah juga banyak pekerja dari Filipina, mereka bisasanya bekerja di rumah sakit sebagai perawat, tapi kebanyakan mereka adalah pekerja legal, kenapa? karena mereka kemungkinan besar tidak akan menggunakan visa umroh untuk bekerja di sini,  kan negaranya mayoritas non muslim.

catatan:

  • Dari kejadian masa lalu banyak pekerja ilegal yang masuk ke Saudi menggunakan visa umroh, sehingga akibatnya saat ini sulit untuk mendapatkan sendiri visa umroh tanpa travel agent (umroh back paker).
  • Bila jumlah yang pulang (exit) kurang dari yang masuk (entry) ke Saudi maka otomatis ijin travel agent umroh/haji yang bersangkutan akan dicabut.
  • Tenaga kerja ilegal selain yang datang dengan visa umroh/haji, ada juga yang memang dulunya pekerja legal, tetapi masa kontraknya telah habis ataupun yang kabur (meninggalkan) majikannya (pindah majikan secara ilegal).

Makanan & Minuman Khas Arab Saudi

Pada saat saya mau berangkat ke Arab Saudi, ada orang yang bilang:
Di arab cuacanya panas, makannya daging onta seratnya gede-gede, ama harus tahan makan roti !!
setelah saya nyampe di sini (Jeddah) ternyata cuacanya tidak selalu panas: silahkan lihat di sini, dan makanan seperti nasi/beras pun ternyata mudah didapat, daging ayam juga mudah didapat dengan harga yang wajar. Kalau mau makanan khas Indonesia anda bisa pergi ke toko Indonesia, makanan seperti tempe dan tahu juga tersedia di sana tetapi dengan harga yang lebih mahal dibanding di Indonesia.

Berikut beberapa kuliner / makanan dan minuman khas Saudi (Jeddah) :

Laban, rasanya seperti susu basi, sebenarnya laban adalah yougurt, hanya saja tidak seperti yougurt yang kita minum, diberi perasa buah dan rasanya segar. Laban rasanya asam seperti susu basi. kalau anda ingin membeli susu (halib = حلب ) jangan salah memilih laban ( لبن ), karena biasanya halib dan laban bentuk kemasannya sama, hanya warna kemasannya yang berbeda.

Laban (ada berbagai macam merk)


Daging onta, rasa dan bentuknya mirip daging sapi, hanya saja seratnya lebih besar.

Daging Onta.

Susu Onta, rasanya seperti susu sapi, tetapi biasanya saat pertama kali anda minum, saat anda kebelakang akan diare, tetapi setelah kedua, ketiga dan seterusnya tidak diare.

Susu Onta


Kurma dan Qahwa, anda kemungkinan besar sudah pernah makan kurma, kurma yang sangat manis sangat cocok bila di santap dengan qahwa, qahwa ada yang menyebutnya kopi turki, kopi khas sini yang disajikan tanpa gula, jadi rasanya pahit, pas dengan kurma yang rasanya manis.
Kurma dan Qahwa

Ruthob, yaitu kurma yang masih muda, belum menghitam, rasanya sepet2-manis, ruthob hanya tersedia di musim panas, karena kurma hanya berbuah sekali dalam setahun, yaitu di musim panas.

Ruthob (hijau, merah, kuning)

Ruthob kuning (favorit saya), 
setengahnya sudah masak (coklat dan lunak), 

Tamis, roti kering yang ukurannya besar, harganya murah 2 Riyal, dimakan 2 orang juga belum tentu habis.

Tamis

Tin (buah tin)

Tin (buah)


Shawarma, merupakan sandwichnya timur tengah.

Shawarma

Mempersiapkan daging panggang shawarma, untuk isiannya


Sandwich, roti isi, biasanya di isi kentang, sayur, dll,

Sandwich




Al-Baik fast food paling terkenal di Jeddah dan Mekah, harganya cenderung lebih murah dibanding fast food yang lain, menunya sih mirip2: kentang goreng, roti, ayam goreng, fillet ikan, dll,


Rabu, 28 Agustus 2013

Bahasa Resmi (Fusha) dan Percakapan (Amiyah) di Arab Saudi

Bahasa Arab adalah bahasa resmi yang digunakan oleh beberapa negara di timur tengah termasuk Saudi, beberapa hal menarik tentang bahasa arab:

Bahasa Arab terbagi menjadi bahasa resmi (fusha), bahasa yang digunakan dalam forum resmi, Al-Qur'an maupun Hadits, selain itu juga ada bahasa percakapan (amiyah), bahasa amiyah di daerah teluk bisa beraneka ragam.

beberapa merk (brand) terkenal yang sudah akan menggunakan bahasa arab (arabisasi):

Al Andalus Mall

Bibsi (Pepsi)

Karfur (Carefour)

Kuka Kula (Coca-Cola)

Indumi (Indomie)

Dajaj Kantaki (KFC)

Makdunaldz (Mcdonald)

Samsunj (Samsung)

Bila bahasa Arab kita tidak fasih kadang-kadang kita lebih baik menggunakan bahasa Inggris dalam percakapan, kalau pakai bahasa Inggris mungkin kita akan dikiria orang Filipina. Pekerja Filipina di sini lebih disegani daripada TKI, mungkin karena banyak TKI ilegal di sini. Aneh memang pakai bahasa Inggris kok malah lebih dihormati...tapi sekali lagi itu kalo bahasa Arab kita tidak fasih, kalo fasih (amiyah dan fusha) baik juga digunakan.

Di daerah sekitar Masjidil Haram (Mekah) dan Masjid Nabawi (Medinah) anda akan banyak bertemu dengan penjual/pedagang yang bisa bahasa Indonesia, mengingat banyak Jamaah Umroh atau Haji yang berasal dari Indonesia. Kemampuan bahasa Indonesia bagi para pedagang ini, terutama dalam hal bilangan (angka) akan sangat membantu dalam proses transaksi jual-beli.

Senin, 26 Agustus 2013

Burung Merpati Liar di Jeddah, Mekah dan Medinah

Bila anda berkunjung ke Jeddah, Mekah, ataupun Madinah, kemungkinan besar anda akan menjumpai burung merpati liar, pertama kali saya ke sini heran kok nggak ada orang yang nangkep? kemudian dimakan dagingnya?... kalaupun orang arab nggak doyan, kan banyak orang asing di sini (termasuk para TKI dari Indonesia).


Akhirnya pertanyaan itu pun terjawab, denger cerita dari seorang TKI :
"Saya pernah tuh nangkep burung merpati, tetapi aneh, setelah lama saya rebus dagingnya, udah lama saya rebus, kok dagingnya tetep aja alot, padahal saya sudah pilih merpati yang muda, setelah itu saya tidak pernah lagi nyoba nangkep dan motong merpati liar itu, mungkin kalo yang warna bulunya putih lain...."
Mungkin hampir semua merpati liar yang ada di sini bulunya berwarna hitam, saya juga tidak tahu pasti apakah beda daging burung merpati yang berwarna hitam dengan yang berwarna putih.

Merpati Liar di Mekah


Merpati Liar di Madinah

Minggu, 25 Agustus 2013

Mata Uang SAR (Saudi Arabian Riyal)

Seperti kita ketahui bersama mata uang Indonesia (Rupiah) berbeda dengan mata uang Arab Saudi (Riyal), tetapi ada hal lain yang ingin saya ceritakan di sini mengenai perbedaannya:

Nilai tukar Riyal (SAR) dipatok tetap terhadap dollar (USD) sejak 30 tahun silam, 1 USD = 3,75 SAR, berbeda dengan Rupiah (IDR) yang tidak dipatok tetap terhadap USD.

Nilai mata uang Riyal lebih besar, 1 SAR = 2500 IDR (tergantung fluktuasi kurs), jadi pada prinsipnya jika kurs IDR ke USD berubah maka otomatis kurs IDR ke SAR juga berubah.

perbedaan lainnya inflasi SAR sangat rendah, dan  juga jika anda menyimpan uang SAR di bank-bank Saudi anda tidak akan mendapatkan bunga, selain itu tabungan anda juga tidak akan dikurangi misalnya oleh biaya operasional bank.

Nominal mata uang kertas SAR terbesar adalah 500 dan nominal terkecil berupa Halala (koin), 1 SAR = 100 Halala.



sedangkan mata uang kertas terbesar IDR adalah 100 ribu, pernah teman saya di sini sampai ketawa ketika saya tunjukkan uang 100 ribu Rupiah...."wow banyak banget"......saya kadang bercanda kalo ditanya harga barang misalnya ..."how much is your netbook?" ku jawab "two point five million"... mereka sampe melongo...dan kemudian tersenyum ketika saya jelaskan nilai kursnya.


Nominal satu Riyal

pada nominal 1 Riyal (gambar atas) bila kita perhatikan pada bagian tengah terdapat tulisan:

tulisan "Laa ilaha illa Allah, Wahdahu la Syarikalah", tulisan ini membuat saya kadang kurang nyaman untuk meletakkan uang ini (satu Riyal) di dompet, kemudian dompet ditaruh di saku belakang celana, kan jadi di dudukin itu uang (tulisan), beda dengan baju arab (thoub) yang sakunya terletak di samping, jadi dompetnya tidak akan didudukin kalo lagi duduk.

Jumat, 26 Juli 2013

Pakan Kambing (Sisa Roti) di Arab Saudi

Bila di Indonesia kambing biasanya makan rumput / daun pohon....

di Saudi kambing diberi makan sisa roti yang tidak dimakan manusia, mungkin karena susah cari rumput untuk pakan ternak.

seperti terlihat dalam foto di bawah, roti-roti sisa tersebut dijemur, mungkin biar tidak jamuran, setelah kering dimasukkan ke dalam karung, kemudian dikirim (dijual) ke peternak kambing.



harga roti di sini tergolong murah, yg bulet (gede) itu 3 biji harganya 1 riyal, yang panjang-panjang itu 6 biji harganya 1 riyal, 1 riyal = +  Rp 2500, kalau sudah dikeringkan untuk pakan ternak saya kurang tau harganya...yang pasti lebih murah...




Senin, 15 Juli 2013

Beda 4 Jam (Arab dan Indonesia Barat)

Sesuai zona waktu, Jakarta (WIB) berbeda 4 jam dengan Jeddah (Arab Saudi). Misalnya Jakarta jam 3 sore maka di Jeddah jam 11.00 pagi, begitu juga dengan Mekah dan Madinah.

Arab Saudi hanya menggunakan satu zona waktu, jadi Jam-nya sama di Jeddah ataupun di kota lain seperti Riyadh, Mekah, Medinah, Dammam. Berbeda dengan Indonesia yang mengunakan 3 zona waktu yaitu barat (WIB), tengah (WITA), timur (WITA)

kalau di bulan lain sepertinya perbedaan waktu itu hal biasa, tetapi di bulan Ramadhan ini perbedaan itu lebih terasa, mengapa? berhubung saya nontonnya juga TV Indonesia maka saya akan melihat azan maghrib pada jam 2 siang (kan di Jakarta sudah sekitar jam 6 sore).



Saya jadi inget cerita tentang orang yang memiliki kemampuan luar biasa yang selalu jum'atan di mekah (orangnya tinggal di indonesia dan orang itu pergi ke mekah hanya dalam sekejap mata,tanpa menggunakan kendaraan apapun)  :

A : kok tadi waktu jum'atan tidak kelihatan di masjid?
B : ooo...saya tadi jum'atan di mekah.
A:  lho kan ini masih jam 3 sore ? kan di mekah masih jam 11.00 jadi belum mulai jum'atannya?
B:  ^*!&%?

Catatan: ya kalo ceritanya jam 5 sore ceritanya lebih masuk akal, sebab di mekah sudah jam 13.00.

Rabu, 10 Juli 2013

Kerajaan dan Republik

Berbeda dengan Indonesia yang menggunakan sistem demokrasi. Arab Saudi menggunakan sistem pemerintahan kerajaan.

Namun ada hal yang membedakan Kerajaan Arab Saudi dengan kerjaan pada umumnya, bahwa Raja setelah Ibn Saud, seluruhnya adalah anak dari Ibn Saud, maksud saya biasanya Raja berikutnya (Putra Mahkota) adalah keturunan selanjutnya setelah Raja yang berkuasa. Dalam tabel berikut terlihat jelas bahwa Raja Saud, Faisal, Khalid, Fahd, Abdullah adalah putra dari Ibn Saud. Jadi Raja khalid bukanlah putra dari Raja Faisal atau Raja terakhir Raja Abdullah bukanlah putra dari Raja Fahd, tetapi mereka adalah saudara satu Ayah.

Nama Masa hidup Naik takhta Turun takhta Catatan Keluarga Foto
Ibn Saud
ابن سعود
26 November 1876 – 9 November 1953 (umur 76) 22 September 1932 9 November 1953 Saud Ibn Saud of Saudi Arabia
Saud
سعود
12 Januari 1902 – 23 Februari 1969 (umur 67) 9 November 1953 2 November 1964
(digulingkan)
Putra Ibn Saud dan Wadhah bint Muhammad bin 'Aqab Saud Saud of Saudi Arabia
Faisal
فيصل
April 1906 – 25 March 1975
(aged 69)
2 November 1964 25 Maret 1975
(dibunuh)
Putra Ibn Saud dan Tarfa bint Abduallah bin Abdulateef al Sheekh Saud Faisal of Saudi Arabia
Khalid
خالد
13 Februari 1913 – 13 Juni 1982 (umur 69) 25 Maret 1975 13 Juni 1982 Putra Ibn Saud dan Al Jawhara bint Musaed bin Jiluwi Saud Khalid of Saudi Arabia
Fahd
فهد
16 Maret 1921 – 1 Agustus 2005 (umur 84) 13 Juni 1982 1 Agustus 2005 Putra Ibn Saud dan Hassa bint Ahmed Al Sudairi Saud Fahd of Saudi Arabia
Abdullah
عبدالله
1 Agustus 1924 (umur 88) 1 Agustus 2005 Petahana Putra Ibn Saud dan Fahda bint Asi Al Shuraim Saud Abdullah of Saudi Arabia

Saudi memiliki Dewan yang bertugas menjamin transisi yang baik bila Raja dan atau Putra Mahkota berhalangan, termasuk juga dalam memilih Putra Mahkota, kriterianya adalah:
  1. Dukungan dari keluarga Al Saud
  2. Penguasaan dalam pemerintahan
  3. Afiliasi suku dan asal-usul ibu kandidat
  4. kepribadian (religius)
  5. Penerimaan oleh Ulama
  6. Dukungan oleh komunitas pengusaha
  7. Popularitas di kalangan warga Saudi umum.
Dewan juga memiliki wewenang untuk mengganti Raja yang berkuasa  dengan alasan kesehatan.

Senin, 08 Juli 2013

Harga Bensin di Saudi Sangat Murah

Sesuatu yang berbeda dan sudah dapat diduga adalah perbedaan harga bensin antara Indonesia dan  Saudi Arabia. Harga bensin di Indonesia adalah Rp 6500 per liter.


Sedangkan harga bensin di Saudi adalah setengah riyal per liter atau Rp 1250 per liter (kurs 1 Riyal = Rp 2500).


Hal yang perlu dicatat bahwa Rp 1250 per liter itu untuk bensin oktan 95, yang disebut sebagai Pertamax Plus, sedangkan untuk oktan 91 harganya sedikit lebih murah.

Beberapa angka oktan untuk bahan bakar (wikipedia):
87 → Bensin standar di Amerika Serikat
88 → Bensin tanpa timbal Premium
91 → Bensin standar di Eropa, Pertamax
92 → Bensin standar di Taiwan
91 → Pertamax
95 → Pertamax Plus